Allah Bless me all The Time...

Senin, 06 Agustus 2012

Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial II


Akibat Keputusan-keputusan Yang Tidak etis
Keputusan yang tidak etis bisanya timbul jika pengambilan  keputusan  hanya untuk menguntungkan diri sendiri dari pada pemegang kepentingan (karyawan, pemegang saham, lingkungan ). Praktek bisnis yang tidak etis dapat berpengaruh tidak baik terhadap nilai perusahaan.
Karyawan terus menerus membuat keputusan bisnis yang mungkin dipengaruhi oleh etika bisnis. Dibawah ini contoh keputusan bisnis yang tidak etis.
o   Seorang karyawan perusahaan komputer yang dibayar berdasarkan komisi cenderung menjual komputer jauh lebih mahal kepada pelanggan dari pada yang diperlukan.Akibatnya keuntungan untuk karyawan akibat sebaliknya untuk pelanggan.
o   Seorang manajer memperkerjakan seorang teman walaupun teman tersebut bukan pelamar yang baik.Akibatnya keuntungan bagi manajer,akibat sebaliknya untuk pelamar lain yang sebenarnya lebih pantas mendapatkan pekerjaan tersebut.
o   Agar pengeluaran tetap rendah,seorang karyawan perusahaan membuang barang produksi ketempat sampah daripada membuang di tempat pembuangan limbah secara benar.Akibatnya keuntungan untuk karyawan,akibat sebaliknya untuk lingkungan.
o   Manajer perusahaan memutuskan menutup pabriknya dan membuat baru di kampung halamannya tempat ia tinggal.Pengeluaran dari pabrik baru akan lebih tinggi,tetapi manajer dapat kembali kekampung halamnnya.Akibatnya keuntungan untuk manajer,sebaliknya akibat untuk komunitas pabrik dahulu berada dan pada pemegang saham.
o   Seorang manajer perusahaan cenderung menghindari membayar beberapa karyawan untuk bekarja beberapa jam sehingga ia dapat mengurangi pengeluaran dan mungkin dapat bonus lebih tinggi karena dapat menekan pengeluaran tetap rendah.
Terlihat bahwa setiap keputusan ini menguntungkan karyawan secara pribadi atas biaya satu atau lebih pemegang kepentingan perusahaan ayau lingkungan.Keputusan yang tidak etis biasanya tmbul jika pengambil keputusan membuat keputusan yang dimaksudkan untuk diri sendiri dari pada pemegang kepentingan.
Bentuk akibat penyimpangan etika bisnis internal perusahaan antara lain terjadinya ketegangan diametris hubungan atasan dengan bawahan.  Seperti diungkapkan di atas hal ini terjadi karena ketimpangan antara lain dalam  proses penilaian kinerja, standar penilaian, dan perbedaan persepsi atasan-bawahan tentang hasil penilaian kinerja. Selain itu ukuran atau standar tentang karir sering tidak jelas. Dalam hal ini pihak manajemen memberlakukan tindakan yang tidak adil. Mereka menetapkan nilai sikap, gaya hubungan kepada atasan, dan loyalitas kepada atasan yang tinggi lebih besar ketimbang nilai kinerja faktual karyawannya. Kasus lainnya adalah diterapkannya model nepotisme dalam penseleksian karyawan baru. Pertimbangan-pertimbangan rasional diabaikan. Termasuk dalam proses rekrutmen internal. Jelas saja mereka yang potensial tersisihkan. Pada gilirannya akan terjadi kekecewaan karyawan yang unggul dan kemudian keluar dari perusahaan.
             Dari contoh-contoh di atas maka tampak pihak perusahaan lebih mengutamakan kepentingan meraih keuntungan ketimbangan menciptakan kepentingan karyawan secara adil.Untuk memperkecil terjadi penyimpangan penerapan etika bisnis maka perusahaan perlu  (a) mengenali respon orang terhadap suatu masalah ketika dihadapkan pada sesuatu yang  dilematis dan ketidak-konsistenan, (b) melihat etika bisnis dari resiko yang dihadapi seseorang apakah dengan keputusan personal ataukah keputusan sebagian besar orang lain ataukah pertimbangan keputusan berbasis  kepentingan perusahaan yang lebih besar secara keseluruhan , dan (3) etika harus ditempatkan sebagai penerapan system nilai suatu visi dan budaya perusahaan     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar