DAMPAK PENGANGGURAN TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan
ekonomi dan pengangguran memiliki hubungan yang erat karena penduduk yang
bekerja berkontribusi dalam menghasilkan barang dan jasa sedangkan pengangguran
tidak memberikan kontribusi.Masalah
pengangguran yang menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat
kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro
ekonomi yang paling utama.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam
makalah ini ada beberapa rumusan maslah yaitu:
·
Apakah yang dimaksud dengan
pertumbuhan ekonomi?
·
Apakah yang dimaksud dengan
pengangguran?
·
Bagaimanakah pengaruh
pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran?
1.3 Tujuan
Penulisan
Tujuan
dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan
bermanfaat bagi kita semua.
1.4 Metode Penulisan
Penulis
menggunakan metode kepustakaan dan media internet.
BAB II
ISI
2.1 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi merupakan salah satu indikator yang amat penting dalam menilai kinerja
suatu perekonomian, terutama untuk melakukan analisis tentang hasil pembangunan
ekonomi yang telah dilaksanakan suatu negara atau suatu daerah. Ekonomi
dikatakan mengalami pertumbuhan apabila produksi barang dan jasa meningkat dari
tahun sebelumnya. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana
aktivitas perekonomian dapat menghasilkan tambahan pendapatan atau
kesejahteraan masyarakat pada periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi suatu
negara atau suatu wilayah yang terus menunjukkan peningkatan, maka itu menggambarkan
bahwa perekonomian negara atau wilayah tersebut berkembang dengan baik.
Output
atau pendapatan nasional merupakan ukuran paling komprehensif dari tingkat
aktivitas ekonomi suatu Negara (Lipsey, Courant, Purvis dan Steiner, 1996).
Salah satu ukuran yang lazim digunakan untuk output adalah produk domestic
bruto (PDB). PDB dapat dilihat sebagai perekonomian total dari setiap orang di
dalam perekonomian atau sebagai pengeluaran total pada output barang dan jasa
perekonomian (Mankiw,2000). Output ini dinyatakan dalam satuan mata uang
(rupiah) sebagai jumlah dari total keluaran barang dan jasa dikalikan dengan
harga per unitnya. Jumlah total tersebut sering disebut sebagai output nominal,
yang dapat berubah karena perubahan baik jumlah fisik maupun perubahan harga
terhadap periode dasarnya. Untuk mengetahui seberapa jauh perubahan tersebut
karena perubahan fisik saja, maka nilai output diukur tidak pada harga sekarang
tetapi pada harga yang berlaku pada periode dasar yang dipilih. Jumlah total
ini disebut sebagai output riil. Perubahan persentase dari output riil disebut
sebagai pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan akibat dari adanya
pe-ningkatan kapasitas produksi yang merupakan turunan dari peningkatan
investasi. Jadi jelas bahwa, pertumbuhan ekonomi berhubungan erat dengan
peningkatan penggunaan tenaga kerja, begitu pula dengan investasi. Dengan
meningkatnya investasi pasti permintaan tenaga kerja akan bertambah, sehing-ga
dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang diakibatkan adanya peningkatan investasi
berpengaruh terhadap penurunan tingkat pengangguran dengan asumsi investasi tidak bersifat padat
modal.
Tingkat Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia
·
Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan
besaran PDB atas dasar harga berlaku pada Triwulan I-2011 mencapai Rp1.732,3
triliun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp594,0 triliun.
·
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan
I-2011 dibandingkan Triwulan IV-2010, yang diukur dari kenaikan Produk Domestik
Bruto (PDB) meningkat sebesar 1,5 persen (q-to-q). Pertumbuhan ini
didukung olehSektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan dan Sektor
Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan. Pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh
Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan sebesar 18,1 persen,
karena adanya musim panen tanaman padi pada Triwulan I-2011.
·
PDB Indonesia pada Triwulan I-2011 dibandingkan
triwulan yang sama tahun 2010 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 6,5
persen. Pertumbuhan ini didukung oleh semua sektor, dimana pertumbuhan
tertinggi dihasilkan oleh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 13,8
persen.
·
Dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada Triwulan I-2011 dibandingkan triwulan yang sama tahun 2010
didukung oleh kenaikan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 4,5 persen,
Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 7,3 persen, Komponen Ekspor naik sebesar
12,3 persen. Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah juga mengalami
peningkatan sebesar 3,0 persen, sedangkan komponen Impor naik 15,6 persen.
·
Pada Triwulan I-2011 dibandingkan dengan
Triwulan IV-2010, Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga secara riil meningkat
sebesar 0,9 persen, sedangkan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah turun sebesar
46,6 persen dan Pembentukan Modal Tetap Bruto turun 3,4 persen. Ekspor Barang
dan Jasa juga turun sebesar 7,0 persen dan Impor Barang dan Jasa turun sebesar
3,4 persen.
·
Struktur perekonomian Indonesia secara spasial
pada Triwulan I-2011 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan
Pulau Sumatera. Kelompok provinsi di Pulau Jawa memberikan kontribusi terhadap
Produk Domestik Bruto sebesar 57,9 persen, kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera
sebesar 23,5 persen, Pulau Kalimantan 9,2 persen, Pulau Sulawesi 4,6 persen,
Bali dan Nusa Tenggara 2,5 persen dan sisanya (Maluku dan Papua) 2,3 persen.
22. Pengangguran
Pengangguran
atau tuna karya adalaha istilah untuk orang yang tidak bekerja sama
sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,
atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Hal
ini merupakan salah satu permasalahan dalam ekonomi yang paling sulit
diselesaikan sampai detik ini, Apalagi untuk Negara-negara berkembang seperti
Indonesia. Bila kita lihat dari tahun ke tahun, jumlah pengangguran justru
makin banyak bukannya makin sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan
ekonomi yang sudah ada tidak sanggup untuk menciptakan kesempatan kerja yang
lebih cepat dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk yang makin pesat.
Pengangguran
adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja yang ingin mendapatkan
pekerjaan tetapi belum mendapatkannya. Seseorang yang tidak bekerja tetapi
tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai penganggur. Factor
utama yang menimbulkan pengangguran adalah kekurangan pengeluaran agregat. Para
pengusaha memproduksi barang dan jasa dengan maksud mencari keuntungan. Keuntungan
tersebut hanya bisa diperoleh apabila para pengusaha dapat menjual barang yang
mereka produksikan. Semakin besar permintan, semakin banyak barang dan jasa
yang akan mereka wujudkan. Kenaikan produksi yang dilakukan akan menambah
penggunaan tenaga kerja. Dengan demikian terdapat perhubungan yang erat
diantara tingkat pendapatan nasional yang dicapai dengan penggunaan tenaga
kerja yang dilakukan, semakin tinggi pendapatan nasional, semakin banyak
penggunaan tenaga kerja dalam perekonomian.
Berikut ini adalah beberapa penyebab yang menyebabkan
menjamurnya para penganggur di Indonesia.
·
Penduduk yang relatif
banyak. Semakin banyaknya jumlah penduduk di Indonesia,
tentunya membawa dampak yang tidak baik bagi kehidupan social. Kepadatan
penduduk ini juga akan berdampak pada pertambahan jumlah pengangguran.
·
Pendidikan dan
keterampilan yang rendah. Syarat seseorang untuk bisa dengan
mudahnya memperoleh pekerjaan tentunya harus dimodali dengan pendidikan dan
keterampilan yang bagus. Kalau tidak, jangan harap kita bisa dapat pekerjaan
yang layak. Bayangkan saja begitu banyaknya lulusan-lulusan SMP, SMA maupun
perguruan tinggi lainnya di tiap tahunnya, hanya yang berbibit unggullah yang
kelak akan menghiasi dunia pekerjaan.
·
Angkatan kerja tidak
dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja. Sama
halnya dengan poin kedua, ketidakterpenuhinya persyaratan yang diminta dunia
kerja seperti pendidikan dan keterampilan yang bagus hanya akan menambahi
jumlah pengangguran di Indonesia. Bahkan tak jarang kompetensi pencari kerja
yang tidak sesuai dengan pasar kerja.
·
Terbatasnya lapangan
kerja yang ada. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dan
lulusan yang banyak sekali tiap tahunnya sayangnya tidak diimbangi dengan
banyaknya lapangan pekerjaan yang disediakan. Hal ini menyebabkan semakin
banyaknya pengangguran.
·
Teknologi yang semakin
modern. Di era globalisasi ini, teknologi sudah sulit dijauhkan
dalam kehidupan sehari-hari kita. Kehadirannya begitu penting. Suatu pekerjaan
akan lebih cepat selesai, akurat, dan efisien dengan menggunakan teknologi.
Biaya yang dikeluarkan pun sedikit lebih menguntungkan dibandingkan dengan
menyerap tenaga kerja yang banyak namun tidak efisien dalam waktu pengerjaan.
·
Pengusaha yang selalu
mengejar keuntungan dengan menerapkan sistem pegawai kontrak (outsourcing).Perusahaan-perusahaan
saat ini lebih sering menerapkan sistem tersebut karena dinilai lebih
menguntungkan mereka. Apabila mempunyai pegawai tetap, mereka akan dibebankan
pada biaya tunjangan ataupun dana pension kelak ketika pegawai sudah tidak lagi
bekerja. Namun dengan sistem pegawai kontrak ini, mereka bisa seenaknya
mengambil pegawainya ketika butuh atau sedang ada proyek besar dan kemudian
membuangnya lagi setelah proyek tersebut sudah berakhir. Dan tentunya hal ini
akan membuat perusahaan tidak perlu membuang biaya besar. Namun sistem
ini membuat munculnya pengangguran
·
Adanya pemutusan kerja
dari perusahaan biasanyadisebabkan antara lain; perusahaan yang
menutup atau mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan
yang kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan dalam
proses ekspor impor, dan lain-lain. Bisa juga dikarenakan perusahaan yang
bangkrut disebabkan oleh karena kredit macet atau tidak mampu mengangsur
pinjaman Bank. Kredit macet disebabkan oleh krisis ekonomi yang melanda bangsa
ini sejak tahun 1997. Krisis ekonomi disebabkan oleh krisis moneter(melemahnya
nilai rupiah terhadap dolar AS). Krisis moneter disebabkan oleh rusaknya
ekonomi Indonesia. Kerusakan ekonomi ini disebabkan oleh adanya mental korup,
kolusi dan nepotisme (KKN) yang menggurita dan sistematik pada semua lembaga
negara dan swasta. Budaya KKN ini disebabkan oleh pemerintahan yang kotor(tidak
bersih). Masih bisa dicari lagi sebab-sebabnya misalnya dekadensi(kemerosotan
moral). Sehingga erat sekali hubungan antara penganggursan dengan bagaimana
keadaan perekonomian suatu Negara.
·
Pemulangan TKI ke
Indonesia. TKI yang bermasalah di luar negeri sehingga harus di
deportasi ke daerah asalnya tentunya hanya akan menambah daftar panjang para
penganggur di Indonesia. Padahal sebenarnya diharapkan TKI tersebut dapat
membantu pemerintah mengurangi jumlah pengangguran di negeri ini dan menambah
devisa Negara.
·
Penyediaan dan pemanfaat
tenaga kerja antar daerah tidak seimbang. Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja
lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi
keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga
kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara
lainnya.
Tingkat pengangguran di
Indonesia
·
Jumlah angkatan kerja di
Indonesia pada Februari 2011 mencapai 119,4 juta orang, bertambah sekitar 2,9
juta orang dibanding angkatan kerja Agustus 2010 sebesar 116,5 juta orang atau bertambah
3,4 jutaorang dibanding Februari 2010 sebesar 116,0 juta orang.
·
Jumlah penduduk yang
bekerja di Indonesia pada Februari 2011 mencapai 111,3 juta orang, bertambah sekitar
3,1 juta orang dibanding keadaan pada Agustus 2010 sebesar 108,2 juta orang atau
bertambah 3,9 juta orang dibanding keadaan Februari 2010 sebesar 107,4 juta
orang.
·
Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2011 mencapai 6,80 persen, mengalami
penurunan dibanding TPT Agustus 2010 sebesar 7,14 persen dan TPT Februari 2010 sebesar
7,41 persen.
·
Setahun terakhir (Februari
2010―Februari 2011), hampir semua sektor mengalami kenaikan jumlah pekerja,
kecuali Sektor Pertanian dan Sektor Transportasi, masing-masing mengalami
penurunan jumlah pekerja sebesar 360 ribu orang (0,84 persen) dan 240 ribu
orang (4,12 persen). Sektor Pertanian, Perdagangan, Jasa Kemasyarakatan dan
Sektor Industri secara berurutan menjadi penampung terbesar tenaga kerja pada
bulan Februari 2011.
·
Pada Februari 2011, jumlah
penduduk yang bekerja sebagai buruh/karyawan sebesar 34,5 juta orang (31,01
persen), berusaha dibantu buruh tidak tetap sebesar 21,3 juta orang (19,15
persen) dan berusaha sendiri sejumlah 21,1 juta orang (19,01 persen).
·
Berdasarkan jumlah jam
kerja pada Februari 2011, sebesar 77,1 juta orang (69,28 persen) bekerja di
atas 35 jam perminggu, sedangkan pekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 8
jam hanya sebesar 1,4 juta orang (1,23 persen).
·
Pada Februari 2011, pekerja
pada jenjang pendidikan SD ke bawah masih tetap mendominasi yaitu sebesar 55,1
juta orang (49,53 persen), sedangkan pekerja dengan pendidikan Diploma sebesar
3,3 juta orang (2,98 persen) dan pekerja dengan pendidikan Sarjana hanya
sebesar 5,5 juta orang (4,98 persen).
2.3 Dampak Pengangguran
terhadap Pertumbuhan ekonomi Indonesia
Pertumbuhan perekonomian Indonesia sangat berpengaruh
terhadap menurun tidaknya tingkat pengangguran di Indonesia. Hal ini disebabkan
karena Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.
Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang
buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu
tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga
mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah
menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara
berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran
terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan
tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Salah
satu factor penting yang menentukan kemakmuran suatu masyarakat adalah tingkat
pendapatannya. Pendapatan masyarkat mencapai maksimum apabila tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh dapat diwujudkan. Pengangguran mengurangi
pendapatan masyarakat, dan ini mengurangi tingkat kemakmuran yang mereka capai.
Apabila keadaan pengangguran disuatu Negara adalah sangat buruk, kekacauan
politik dan social selalu berlaku dan menimbulkan efek yang buruk bagi
kesejahteraan masyarakat dan prospek pembangunan ekonomi dalam jangka panjang.
Masalah pengangguran akan membawa dampak yang buruk bagi kestabilan
perekonomian Negara. Dan dampak-dampak negative lainnya diantaranya:
·
Timbulnya kemiskinan.
Dengan menganggur, tentunya seseorang tidak akan bisa memperoleh penghasilan.
Bagaimana mungkin ia bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Seseorang
dikatakan miskin apabila pendapatan perharinya dibawah Rp 7.500 perharinya
(berdasarkan standar Indonesia) sementar berdasarkan standar kemiskinan PBB
yaitu pendapatan perharinya di bawah $2 (sekitar Rp 17.400 apabila $1=Rp
8.700).
·
Makin beragamnya tindak
pidana criminal. Seseorang pasti dituntut untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam
hidupnya terutama makan untuk tetap bisa bertahan hidup. Namun seorang
pengangguran dalam keadaan terdesak bisa saja melakukan tindakan criminal
seperti mencuri, mencopet, jambret atau bahkan sampai membunuh demi mendapat
sesuap nasi.
·
Bertambahnya jumlah anak
jalanan, pengemis, pengamen perdagangan anak dan sebagainya. Selain
maraknya tindak pidana krimanal, akan bertambah pula para pengamen atau
pengemis yang kadang kelakuannya mulai meresahkan warga. Karena mereka tak
segan-segan mengancam para korban atau bisa melukai apabila tidak diberi uang.
·
Terjadinya kekacauan sosial
dan politik seperti terjadinya demonstrasi dan perebutan kekuasaan.
·
Terganggunya kondisi psikis
seseorang. Misalnya, terjadi pembunuhan akibat masalah ekonomi, terjadi
pencurian dan perampokan akibat masalah ekonomi, rendahnya tingkat kesehatan
dan gizi masyarakat, kasus anak-anak terkena busung lapar.
·
Pengangguran bisa
menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang
dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran
bisa menyebabkan pendapatan nasional rill (nyata) yang dicapai masyarakat
akan lebih rendah dapipada pendapatan potensial (yang seharusnya)> oleh
karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
·
Pengangguran akan
menyebabkan pendapatan nasional dari sector pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang
tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga
pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian pajak yang harus
diterima dari masyarakat pun akan menurun.Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi
pemerintaha pun akan berkutang sehingga
kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
·
Pengangguran tidak
menggalakkan pertumbuhan ekonomi.Adanya
pengangguran akan menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan
terhadap barang-barang produksi akan berkuran. Keadaan
demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan
perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi
menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
1.
Pertumbuhan perekonomian Indonesia
sangat berpengaruh terhadap menurun tidaknya tingkat pengangguran di Indonesia.
Hal ini disebabkan karena Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara
membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan
dalam persen.
2.
Pertumbuhan ekonomi merupakan
salah satu indikator yang amat penting dalam menilai kinerja suatu
perekonomian, terutama untuk melakukan analisis tentang hasil pembangunan
ekonomi yang telah dilaksanakan suatu negara atau suatu daerah. Ekonomi
dikatakan mengalami pertumbuhan apabila produksi barang dan jasa meningkat dari
tahun sebelumnya.
3.
Dengan demikian terdapat
perhubungan yang erat diantara tingkat pendapatan nasional yang dicapai dengan
penggunaan tenaga kerja yang dilakukan, semakin tinggi pendapatan nasional,
semakin banyak penggunaan tenaga kerja dalam perekonomian.
3.2 Saran
Menurut saya, seharusnya pemerintah menyediakan
lapangan pekerjaan yang luas bagi tenaga kerja di Indonesia. Selain itu,
kualitas tenaga kerja Indonesia sendiri harus ditingkatkan supaya tidak kalah
bersaing dengan tenaga kerja dari luar. Jadi maksudnya, sumber daya manusia Indonesia dan juga
perluasan kesempatan lapangan kerja harus ditingkatkan agar tingkat pengangguran
di Indonesia dapat menurun dan otomatis tingkat perekonomian Indonesia akan
meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno,
Sadono. 2003. Pengantar Teori Makroekonomi. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.
Situs
web:
Badan Pusat Statistik : http://www.bps.go.id
Sangat berguna sekali nih informasinya salam kenal gan...
BalasHapus